Senin, 09 April 2012

Writing Challenges Gagas

Eclair
Prisca Primasari
Hal 207-208

Writing Challenges


Dia
Penulis :  Nonier
Hal 186-187
Mila menyandarkan punggungnya di kursi, lalu merebahkan dirinya ke samping. “Besok Sally ulang tahun, aku harus pergi sama siapa nih?”keluh Mila.
“Ajak saja salah satu teman di manajemenmu.” Usul Sasa.
“Dan, digosipin media? Malas. Aku maunya ngajak Saka.”
“Ya udah, ajak aja dia.”
“Kakak ini pura-pura nggak tahu ya. Saka itu nggak mau dan nggak akan pernah mau. Aku sudah hampir putus asa sama dia.” Mila memejamkan matanya. “Putus asa tapi sangat menginginkannya.”
“Kamu udah nembak dia belum sih?” Tanya Sasa.
“Aku nembak Saka? Emangnya mau bunuh diri? Mau  ditaruh dimana mukaku kalau aku ditolak mentah-mentah?” Suara Mila meninggi. “Pedekate aja dijauhin.”
“Kamu belum aja sudah pesimis. Siapa tahu kalau kamu nembak diluan, dia mau. Sebelum Janu menembakku, aku diluan yang bilang ke dia kalau aku suka sama dia.” Kata Sasa buka rahasia. Mila tertawa dan melirik calon kaka iparnya.
“Iya mas?”
Janu mengangguk. “Aku pernah ketemu Saka dan nanyain hubungan dia sama kamu. Bukan bermaksud mematahkan semangat sih, tapi dia bilang kalian nggak ada hubungan apa-apa. Dia sepertinya memang nggak berminat sama cewek. Trauma kali.”
“Kamu menemui Saka?”
“Mas menemui Saka?”
Sasa dan Mila bertanya bersamaan. Janu yang memindah-mindahkan channel teve dengan remote control hanya mengangguk.
“Ngapain kamu ketemu Saka, emang ada urusan apa?”Tanya Sasa menyelidik.
“Ya dalam rangka bantuin adik kamulah, Sa. Tiap ngomongin Saka merengek terus begitu.” Itu sebagian kecil tujuannya, sebagian besarnya adalah mengetahui ada apa antara Denia dan cowok itu. Namun sekali lagi dia tidak bilang. “Menurutku sih, masih banyak cowok baik dan keren diluar sana. Ngapain membatasi diri pada dia saja. Kamu cantik, menarik, sukses, pasti banyak tuh yang pada ngantre.”
“Mas tahu konsep jatuh cinta habis-habisan nggak sih?”
“Itu karanganmu?” Janu balik bertanya, rada geli.
“Iya, karena rasanya tuh kayak gitu, Mas. Habis-habisan. Pokoknya hanya mau sama dia saja.”
“Oke. Tapi apa dampaknya sekarang ini sama kamu? Penderitaan yang nggak ada habis-habisnya juga. Hati ini tidak boleh dimiliki satu orang saja.”
----------------------------
Dibah Jadi :